Rabu, 26 Agustus 2020

Jenis Ikan Lele di Indonesia

Menurut jenisnya Ikan Lele yang ada dan dibudidayakan di Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Ikan Lele Sangkuriang


Ikan lele sangkuriang resmi dilepas oleh Departemen Kelautan dan Perikanan pada tahun 2004. Penelitian ikan lele sangkuriang dilakukan oleh Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPAT) Sukabumi sejak tahun 2002. Penelitian ini berawal dari kekhawatiran para peternak dengan menurunnya kualitas lele dumbo yang beredar di masyarakat. Penurunan disebabkan oleh kesalahan dalam menghasilkan benih dan penyilangan yang terjadi secara terus menerus. Hingga akhirnya diupayakan untuk mengembalikan sifat-sifat unggulnya dengan cara persilangan balik (back cross).

Ikan lele sangkuriang dihasilkan dari indukan betina lele dumbo generasi ke-2 atau F2 dan lele dumbo jantan F6. Induk betina merupakan koleksi BBPAT, keturunan F2 dari lele dumbo yang pertama kali didatangkan pada tahun 1985. Sedangkan indukan jantan merupakan keturunan F6 dari keturunan induk betina F2 itu. Penamaan Sangkuriang diambil dari cerita rakyat Jawa Barat tentang seorang anak yang bernama Sangkuriang yang mengawini ibunya sendiri. Sama seperti yang dilakukan BBPAT yang mengawinkan lele jantan F6 dengan induknya sendiri lele betina F2.

Dari hasil perkawinan ini ternyata didapatkan sifat-sifat unggul seperti kemampuan bertelur hingga 40.000-60.000 butir per sekali pemijahan. Jauh berbeda dengan kemampuan bertelur lele lokal yang berkisar 1.000-4.000 butir. Lele Sangkuriang juga lebih tahan terhadap penyakit, dapat dipelihara di air minim, dan kualitas daging yang lebih baik.

Hanya saja kelemahannya, peternak tidak bisa membenihkan lele Sangkuriang dari induk lele Sangkuriang. Apabila ikan lele Sangkuriang dibenihkan lagi, kualitasnya akan turun. Jadi pembenihan lele Sangkuriang harus dilakukan dengan persilangan balik.

Saat ini BBPAT sedang menggodok varian baru lele Sangkuriang, yaitu ikan lele Sangkuriang II. Jenis ini merupakan perbaikan dari Sangkuriang I. Ikan lele ini persilangan antara indukan jantan F6 Sangkuriang I dengan indukan betina F2 lele dari Afrika. Indukan lele Afrika dipilih karena ukurannya yang besar, bisa sampai 7 kilogram. Hal ini dipandang bisa memperbaiki sifat genetis lele Sangkuriang. Berdasarkan pemulianya, yaitu BBPAT, ikan lele Sangkuriang II pertumbuhannya lebih besar 10 persen ketimbang Sangkuriang dan bobotnya pun lebih bongsor.

Ikan lele sangkuriang II belum dilepas secara bebas. Pihak BBPAT masih melakukan uji multilokasi di daerah Bogor (Jawa Barat), Gunung Kidul (Yogyakarta), Kepanjen (Jawa Timur) dan  Boyolali (Jawa Tengah). Daerah tersebut memang dikenal sebagai sentra-sentra produksi lele nasional.

2. Ikan lele phyton

Berbeda dengan varietas unggul lainnya yang biasanya ditemukan oleh para peneliti, ikan lele phyton ditemukan oleh para peternak lele di Kabupaten Pandeglang, Banten, pada tahun 2004. Ikan lele phyton merupakan hasil dari silangan induk lele eks Thailand F2 dengan induk lele lokal. Sayangnya tidak diketahui apa spesies dari indukannya dan dari generasi keberapa indukan ikan lele lokalnya berasal. Menurut para penemunya, indukan didapat dari lele lokal yang banyak dibudidayakan masyarakat setempat secara turun temurun. Tapi berdasarkan beberapa literatur, lele phyton berasal dari induk betina lele eks Thailand F2 dengan induk jantan lele dumbo F6.

Ikan lele phyton mempunyai ketahanan terhadap cuaca dingin, tingkat kelangsungan hidup (survival rate) lebih dari 90%. Sementara itu, FCR mencapai 1, artinya satu kilogram pakan menjadi satu kilogram daging dihitung mulai benih ditebar sampai panen dengan siklus pemeliharaan selama 50 hari.

Pada awalnya proyek Ikan lele phyton ini dilakukan untuk menjawab keluhan para peternak lele di Desa Banyumundu, Kabupaten Pandeglang. Mereka sering mengalami kerugian karena tingkat mortalitas yang tinggi dari benih lele yang dibeli dipasaran, seperti lele dumbo. Benih lele tersebut rupanya tidak cocok dibudidayakan di Desa Banyumundu yang beriklim dingin, pada malam hari berkisar 17 derajat celcius. Dengan metode try and error selama lebih dari 2 tahun akhirnya mereka menemukan varietas lele yang kemudian dinamakan Ikan lele phyton. Kualitas lele phyton ini juga diakui oleh Dinas Perikanan Budidaya Provinsi Banten.

 3. Ikan lele dumbo


Ikan lele dumbo pertama kali didatangkan ke Indonesia dari Taiwan pada tahun 1985. Ikan ini menjadi favorit dikalangan peternak karena pertumbuhannya yang cepat dan badannya yang bongsor dibandingkan dengan lele lokal. Sebagai perbandingan, lele dumbo berumur 2 bulan besar badannya bisa dua kali lipat dibanding lele lokal berumur satu tahun.

Menurut keterangan eksportirnya, lele dumbo merupakan hasil perkawinan antara Ikan lele asal Taiwan Clarias Fuscus dengan ikan lele asal Afrika Clarias Mosambicus. Namun keterangan lain menyebutkan lele dumbo lebih mirip dengan Clarius Gariepinus yang hidup di perairan Kenya, Afrika. Banyak literatur yang menggolongkan lele dumbo kedalam jenis yang kedua, termasuk artikel ini. Untuk pastinya, perlu penelaahan lebih lanjut dalam mengungkap asal-usul lele dumbo.

Dari sisi fisik, ikan lele dumbo bisa dibedakan dengan lele lokal dari warnanya yang hitam kehijauan. Lele dumbo juga akan bereaksi ketika terkejut atau stres, kulitnya berubah menjadi bercak-bercak hitam atau putih dan kemudian akan berangsur-angsur kembali ke warna awal. Lele dumbo memiliki patil seperti lele lokal, namun patilnya tidak mengeluarkan racun. Lele dumbo juga cocok dipelihara di kolam tanah karena tidak mempunyai kebiasaan membuat lubang. Secara umum, lele dumbo bisa tumbuh lebih cepat, lebih besar dan lebih tahan terhadap penyakit dibanding lele lokal. Namun dari sisi rasa, daging lele dumbo lebih lebih lembek. Sebagian orang menganggap daging ikan lele lokal lebih enak rasanya dibanding lele dumbo.

 4. Ikan lele lokal


Ikan lele lokal memiliki nama latin Clarias Batrachus, merupakan jenis lele yang dikenal luas di masyarakat. Sebelum lele dumbo diperkenalkan di Indonesia, para peternak biasa membudidayakan ikan lele jenis ini. Namun saat ini sangat jarang peternak yang membudidayakan jenis lele lokal karena dipandang kurang menguntungkan. Lele lokal memiliki Food Convertion Ratio (FCR) yang tinggi, artinya rasio pakan yang diberikan terhadap berat daging yang dihasilkan tinggi. Perlu lebih dari satu kilogram pakan untuk menghasilkan satu kilogram daging dalam satu siklus budidaya. Selain itu, pertumbuhan lele lokal terbilang sangat lambat. Lele lokal yang berumur satu tahun masih kalah besar dengan lele dumbo berumur 2 bulan!

Terdapat tiga jenis lele lokal yang ada di Indonesia, yaitu lele hitam, lele putih atau belang putih dan lele merah. Diantara ketiga jenis lele itu, lele hitam paling banyak dibudidayakan untuk konsumsi. Sedangkan lele putih dan merah lebih banyak dibudidayakan sebagai ikan hias. Lele lokal memiliki patil yang tajam dan berbisa, terutama pada lele muda. Apabila menyengat, racun yang terdapat pada patil bisa membunuh mangsanya dan bagi manusia bisa membuat bengkak dan demam.

 

Selasa, 25 Agustus 2020

Rahasia Benih Ikan Lele yang Baik


1.      Fisik Sempurna

Pilihlah bibit ikan lele yang badannya mulus, tidak lecet dan warna seragam. Warna bibit ikan lele yang baik yaitu coklat tua atau hitam kemerahan. Bentuk tubuhnya seimbang, dari kepala dan badan.

 

2.      Bibit Dalam Kondisi Sehat

Bibit ikan lele yang sehat ditandai dengan gerakannya yang gesit, warna kulit mengkilap, tubuh proporsional, tidak menggantung, bebas cacat atau luka dan sungut berwarna cerah

 

3.      Ukuran Bibit Seragam

Maksudnya seragam ukuran bibitnya. Karena jika bibit ikan lele tidak seragam, akan terjadi kanibal, karena Ikan lele yang lebih besar biasanya suka memangsa ikan lele yang lebih kecil.

 

4.      Perhatikan Pergerakan Bibit

Salah satu ciri-ciri bibit lele yang berkualitas adalah bibit lele selalu berada pada dasar kolam, gerakannya naik turun dari atas ke bawah dan di permukaan kolam tidak ada yang menggantung.

 

5.      Bibit Berasal Dari Budidaya Benih Ikan Lele

Karena bibit yang berasal dari budidaya benih ikan lele akan lebih terjaga kualitasnya karena dalam proses budidaya dilakukan pemeliharaan intensif.

 

6.      Gerakannya Lincah/Gesit

Jika bibit ikan lele sulit ditangkap dengan tangan karena gerakannya gesit, berarti bibit tersebut sangat bagus, sebaliknya  bibit ikan lele yang gerakannya lamban dan hanya di satu tempat saja berarti bibit ikan lele tersebut jelek.

 

7.      Perhatikan Riwayat Induknya

Indukan menjadi faktor yang berpengaruh dalam pemilihan bibit hewan jenis apapun tidak terkecuali lele. Jika bibit ikan lele berasal dari indukan yang unggul, maka sudah pasti anakannya pun mewarisi sifat genetik induknya.

 

8.      Punya Sertifikat CPIB

Bibit lele harus bersertifikat CPIB (Cara Pembenihan Ikan yang Baik). Dari sertifikat tersebut bisa diketahui darimana asal indukannya dan jenis apa yang digunakan.

 

Demikian penjelasan rahasia memilih bibit ikan lele yang bagus, semoga bermanfaat.

 


Dokumentasi Kegiatan Pokdakan Tirta Raharja

 Rapat Membahas tentang Pemilihan Benih yang Baik

Rapat tentang Pembuatan Pakan

Menunggu Acara Ngopi Bareng

Ngumpul bareng Konco

Menunggu Konco 

Menjahit Waring

Syukuran Panen Raya

Membuat Formula/ramuan pakan sehat




Susunan Pengurus Pokdakan Lele TIRTA RAHARJA

 

SUSUNAN PENGUURUS

KELOMPOK BUDIDAYA IKAN LELE

“ TIRTA RAHARJA”

 

·         Rustam AS             (Ketua merangkap anggota)                            

·         Erik Ciptadi            (Sekretaris merangkap anggota) 

·         Enang                      (Bendahara merangkap anggota) 

 

SEKSI - SEKSI

·         Samud Suhayanto   (Humas merangkap anggota) 

·         Pujiono                    (Bina Usaha merangkap anggota) 

·         Sutio                       (Produk & Marketing merangkap anggota) 

·         Toni Sutarman        (Sarana & Prasarana merangkap anggota)  

 

ANGGOTA

·         Ade Rahman  

·         Otong Aris 

·         Suroso  

·         Saeful Mustofa  

·         Samsul Arifin  

NAMA, SEJARAH BERDIRINYA , WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

 

A.   Nama

Kelompok budi daya ikan bernama ‘’TIRTA RAHARJA’’ yang mempunyai arti Tirta sangsekerta (tetesan air) raharja sangsekerta (makmur). Secara umum Tirta Raharja adalah Kelompok Budidaya yang berfokus di peternakan dan perikanan untuk menggapai cita luhur guna memakmurkan dan mensejahterakan kelompok dan lingkungan untuk menopang era globalisasi yang semakin ketat yang bersumber utama dari tetesan air.

B.    Sejarah Berdirinya

Kelompok budidaya ikan “TIRTA RAHARJA” adalah salah satu nama kelompok pelaku utama perikanan yang didirikan oleh masyarakat Dusun Jamban RT. 040 RW. 03 Desa Sidaharja Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis pada hari Minggu tanggal 28 Oktober  2018 berbarengan dengan hari Sumpah Pemuda. 

C.    Tempat Kedudukan

Kelompok Budidaya Ikan “TIRTA RAHARJA” berkedudukan di Dusun Jamban Desa Sidaharja Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat, Kode Pos 46385.

Senin, 24 Agustus 2020

Visi, Misi dan Motto Pokdakan TIRTA RAHARJA_Lakbok, Ciamis

 

 

Visi

Kelompok Budidaya Ikan Air Tawar “TIRTA RAHARJA” menjadi kelompok Andalan (Center of Excellence), kepengurusan yang religius, handal, tahan uji yang berakhlak mulia, memiliki karakter pribadi (jujur, amanah, muzhid) dan karakter di dalam tim (rukun, kompak, kerjasama yang baik).

 Misi

Meningkatkan kualitas sumberdaya pelaku utama perikanan yang berbasis kompetensi melalui upaya optimalisasi pemanfaatan sumberdaya manusia dengan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi berwawasan lingkungan.

 Motto

Kelompok Budidaya Ikan Air Tawar “TIRTA RAHARJA” memiliki motto: “Jujur, Inovatif dan kreatif, Teladan dan Untung (JITU)”.

Kegiatan Pertemuan Rutin

AD/ART POKDAKAN LELE TIRTA RAHARJA_Sidaharja Lakbok

    ANGGARAN DASAR KELOMPOK BUDIDAYA IKAN “TIRTA RAHARJA” 2018 MUKADIMAH   Den...